Kamis, 24 November 2016
Terka.
Apakah yang salah sekarang?
Lalu, bagaimana seharusnya?
Adakah yang berubah?
Lantas kau merasa kehilangan?
Memangnya harus seperti ini?
Bukankah itu yang kau mau?
Lalu, apa yang membuatnya menjadi serba salah?
Cerita, tawa, dan senyumnya bukan untukmu lagi?
Kau siapa?
Apa yang harus dipertanyakan lagi?
Tertawakan saja, anggap semua seperti sedia kala.
Apakah dia juga bertanya seperti ini?
Jangan berharap! Kau yang bilang sendiri, masa lupa.
Nikmati saja, begitu katamu.
biarkan pada seharusnya.........
Bersenanglah, ini yang kau mau bukan? :)
MANUSIA DAN KEADILAN
Tugas Ilmu Budaya #5
Keadilan
adalah yang dimana pada kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang yang ditempatkan sesuai tempatnya.
§ Keadilan
dalam menurut Aristoteles adalah
kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah
antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung
ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut
mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang
harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing –
masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran
terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
§ Keadilan
oleh Plato diproyeksikan pada diri
manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan
perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada
pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara
sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. sebuah
negara ideal akan bersandar pada empat sifat baik: kebijakan, keberanian,
pantangan (atau keprihatinan), dan keadilan.
John
Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka
abad ke-20, menyatakan bahwa “Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari
institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran”. Tapi,
menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: “Kita tidak hidup
di dunia yang adil”. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan
dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang
berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan
memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan
realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas.
keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.
Keadilan sosial
adalah Keadilan sosial bukan sekadar berbicara tentang keadilan dalam arti
tegaknya peraturan perundang-undangan atau hukum, tetapi berbicara lebih luas
tentang hak warganegara dalam sebuah negara. Keadilan sosial adalah keadaan
dalam mana kekayaan dan sumberdaya suatu negara didistribusikan secara adil
kepada seluruh rakyat. Dalam konsep ini terkadung pengertian bahwa pemerintah
dibentuk oleh rakyat untuk melayani kebutuhan seluruh rakyat, dan pemerintah
yang tidak memenuhi kesejahteraan warganegaranya adalah pemerintah yang gagal
dan karena itu tidak adil.
Dari
perspektif keadilan sosial, keadilan hukum belum tentu adil. Misalnya menurut
hukum setiap orang adalah sama, tetapi jika tidak ada keadilan sosial maka
ketentuan ini bisa menimbulkan ketidakadilan. Misalnya, karena asas persamaan
setiap warganegara setiap orang mendapatkan pelayanan listrik dengan harga yang
sama. Tetapi karena adanya sistem kelas dalam masyarakat, orang kaya yang lebih
bisa menikmatinya karena ia punya uang yang cukup untuk membayar, sedangkan
orang miskin tidak atau sedikit sekali menikmatinya.
Menurut
keadilan sosial, setiap orang berhak atas “kebutuhan manusia yang mendasar”
tanpa memandang perbedaan “buatan manusia” seperti ekonomi, kelas, ras, etnis,
agama, umur, dan sebagainya. Untuk mencapai itu antara lain harus dilakukan
penghapusan kemiskinan secara mendasar, pemberantasan
buta huruf, pembuatan kebijakan lingkungan yang baik, dan kesamaan kesempatan
bagi perkembangan pribadi dan sosial. Inilah tugas yang harus dilaksanakan pemerintah.
di
Indonesia terdapat pada sila “ keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan menulis sebagai berikut “keadilan
sosial adalah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur
“
Dalam
mewujudkan keadilan sosial itu diperinci perbuatan dan sikap yang perlu di
pupuk yakni:
1)
Perbuatan yang luhur mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan
2)
Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak-hak orang lain.
3)
Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4)
Sikap suka bekerja keras
5)
Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermamfaat untuk mencapai kemajuan
dan kesehjatraan bersama
Asas
yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai
langkah dan kegiatan , antara lain memalui delapan jalur pemerataan sebagai
berikut ;
1)
Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khusus nya pangan , sandang
dan papan
2)
Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
3)
Pemerataan pembagian pendapatan
4)
Pemerataan kesempatan kerja
5)
Pemerataan kesempatan berusaha
6)
Pemerataan kesempatan berpatisipasi dalam pembangunan khusunya bagi generasi
muda dan kaum wanita
7)
Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air
8)
Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan
Fenomena Keadilan di Indonesia
Setiap
manusia berhak memperoleh keadilan, baik itu dari masyarakat maupun dari
negara. Seperti yang tercantum dalam pancasila, sila ke-5 yang berbunyi :
“keadlian bagu seluruh rakyat Indonesia”. Hal ini sangat jelas bahwa seluruh
rakyat indonesia berhak mendapat keadilan tanpa terkecuali. Tidak pandang bulu,
entah itu pejabat, rakyat kecil, orang kaya atau miskin. Semua berhak mendapat
keadilan yang merata, maka dari itu keadilan sangat berkaitan dengan Hak Asasi
Manusia (HAM). Hak asasi manusia dianggap sebagai hak dasar yang sangat penting
untuk dilindungi dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Agar terwujud
dengan baik, maka perlu diberlakukan sanksi bagi siapa saja yang telah
melanggar hak asasi manusia dan di sinilah peran hukum sangat dibutuhkan. Hukum
adalah peraturan yang harus ditaati yang bersifat memaksa dan akan dikenakan
sanksi bagi siapa saja yang melanggarnya. Tujuan hukum adalah memberikan
keadilan kepada setiap orang. Semua manusia itu memiliki martabat yang sama,
juga memiliki hak dan kewajiban yang sama pula.
Namun
dalam prakteknya hal ini sudah tidak terjadi lagi di Indonesia. Hukum Indonesia
dinilai belum mampu memberikan keadilan kepada masyarakat yang tertindas.
Justru sebaliknya, hukum menjadi alat bagi pemegang kekuasaan untuk bertindak
semena-mena. Saat ini hukum di Indonesia yang menang adalah yang mempunyai
kekuasaan, yang mempunyai uang banyak pasti aman dari gangguan hukum walaupun
aturan Negara dilanggar. Orang biasa yang ketahuan melakukan tindakan kecil
langsung ditangkap dan dijebloskan kepenjara. Sedangkan seorang pejabat Negara
yang melakukan korupsi uang milyaran rupiah milik Negara dapat berkeliaran
dengan bebasnya.
Perkembangan
penegakan hukum di indonesia masih jauh dari yang diharapkan karena hukum di
indonesia belum dilaksanakan dengan adil. Status social ekonomi dan kedudukan
merupakan faktor utama yang melatarbelakangi ketidakadilan hukum di Indonesia.
Karena hukuman itu cenderung hanya berlaku bagi orang miskin dan tidak berlaku
bagi orang kaya, sehingga tidak sedikit orang yang menilai bahwa hukum di
Indonesia dapat dibeli dengan uang.
Bukti ketidakadilan hukum
1. seperti dalam kasus Artalyta yang menjalani
hukuman penjaranya dengan fasilitas yang
sangat mewah, padahal ia tersandung kasus penyuapan terhadap jaksa.
Bandingkan dengan kasus seorang nenek yang di penjara hanya gara-gara ia
mengambil sebuah coklat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya harus menjalani
hukuman 6 bulan penjara di hotel prodeonya dengan sangat tersiksa.
2. Nasib ibu Minasih, beliau dituntut 7 tahun
penjara Cuma gara-gara mencuri buah randu milik perusahaan. Bandingkan dengan
Seorang Mafia Pajak Gayus Tambunan beliau dihukum 7 tahun penjara namun masih
bisa keluar masuk penjara dengan bebas bahkan sampai berlibur ke Bali. Para
koruptor dengan bebasnya berkeliaran di Negara ini. Hukum seolah kebal terhadap
mereka yang punya uang.
Itulah
fenomena yang terjadi di bangsa ini. Dimana seseorang yang Cuma mencuri buah di
hukum seberat-beratnya, sedangkan mereka para koruptor yang mencuri uang Negara
bermilyar-milyar, dihukum seringan-ringannya. Bahkan tak jarang terjadi
dibeberapa kasus korupsi, para koruptor malah dibebaskan dengan uang jaminan
atau hanya menjadi tahanan rumah.
Perkembangan
penegakan hukum di indonesia masih jauh dari yang diharapkan karena hukum di
indonesia belum dilaksanakan dengan adil. Hal ini juga terjadi karena tidak
berjalannya prinsip rule of law dan tidak kemampuan Negara melindungi hak-hak
social dan politik dari pelanggaran Warga Negara maupun penguasa.
Minggu, 13 November 2016
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Tugas Ilmu Budaya Dasar #4
Manusia dan Penderitaan
Setiap
manusia yang hidup dimuka bumi ini pasti pernah merasakan sebuah penderitaan.
Baik penderitaan hati, bathin, jiwa, lingkungan dan juga alam. Sangat banyak
penderitaan yang terdapat didunia ini dari yang kecil hingga yang terbesar.
Tetapi semua penderitaan itu terjadi akibat faktor manusia itu sendiri. Setiap
penderitaanpun memiliki banyak dampak juga untuk yang mengalaminya.
Penderitaan adalah bahasa yang sering kita
dengar. Penderitaan berasal dari kata
derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung
atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir
dan bersifat batin.
Setiap
manusia memiliki penderitaan yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita
apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia
bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan
yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada
pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan
belum tentu tidak bermanfaat.
Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain,
apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Menurut agama penderitaan itu adalah
teguran dari Tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat
contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan
dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah
ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa
tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya. Penderitaan adalah
termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan
berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu
peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan
penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.
Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan
berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan
seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang
diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.
Pada
hakekatnya penderitaan dan manusia itu
berdampingan bahkan penderitaan itu selalu ada pada setiap manusia karena
penderitaan merupakan rangkaian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah
mengalami penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi tergantung bagaimana seseorang menyikapi penderitaan
tersebut. Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari penderitaan. Tidak
semua penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang
yang mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan
apa yang telah kita perbuat atau sebagai media untuk menginstropeksi diri.
Karena penderitaan tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya. Agar manusia
tidak mengalami penderitaan yang berat untuk itu manusia harus bisa menjaga
sikap dan perilaku baik kepada sesama manusia, alam sekitar, maupun kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan kita menjaga sikap dan perilaku antar sesama
manusia, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa, kita akan hidup dengan nyaman
dan tentram tidak ada gangguan dari siapapun. Selain itu kita harus yakin dan
percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan
umatnya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Malam
itu seperti biasanya sehabis sholat maghrib saya selalu tidur-tiduran di ruang
mushola sama ibu. Kebiasaan ini selalu saya lakukan dari sejak kecil, biasanya
juga selalu ada Almarhum bapak tapi tepat 10 Juni kemarin kami kehilangan
beliau. Seperti biasa setelah sholat maghrib saya selalu bercerita apapun yang
terjadi hari ini, baik atau tidaknya hari ini rasanya cukup berat jika tidak
dibagi dengan keluarga, karena sudah menjadi rutinitas saya. Lalu, saya
bertanya sama ibu, “bu, menurut ibu menderita itu seperti apa? Apa ibu pernah
merasa menderita?”, lalu beliau menjawab “Menurut ibu, penderitaan itu banyak
macamnya dek, bisa karena kehilangan, karena materi bisa juga karena diri
sendiri. Tapi dengan penderitaan yang kita rasakan pasti ada hikmahnya Allah tidak
akan menguji hambaNya diluar batas kemampuannya. Jadi tergantung kitanya mau
bangkit atau engga” kata ibu, “jadi, ibu merasa menderita kalau gimana?” tanya
saya lagi. “yaaaa, kaya gini, kehilangan bapak, sedih ditinggal orang yang kita
sayang, usaha gak kelihatan sedih didepan mas sama adek….sempet bingung gimana
ini ngasih makan mas sama kamu, adek masih perlu biaya, tapi kita kan punya
akal, yaitu kerja, sama usaha InsyaAllah ada rezekinya, jadi gak merasa
menderita…kita punya masih Allah SWT. Apalagi ya, nanti adek kalau jadi orang
tua bakal merasakan deh, kalau anak kepingin sesuatu…tapi ibu gabisa menuhin
atau beliin, rasanya tuh lebih sedih aja” katanya lagi, disitu saya diam dan
berfikir ternyata begitu rasanya menderita, kehilangan sosok panutan dalam
keluarga, kehilangan sosok yang selalu saya tunggu kepulangannya setiap malam. Kini
tidak ada, Rasanya seperti dunia ini runtuh dan tidak utuh seperti seharusnya. Yang
sekarang harus saya lakukan adalah berdo’a untuk Almarhum bapak, karena Cuma dengan
itu cara saya bercerita kepada Allah dan meminta agar Almarhum bapak juga di
tempatkan disisiNya bersama orang-orang yang beriman. dengan apa yang ibu katakan
pula saya baru sadar , bagaimana seharusnya manusia itu harus ikhtiar dan
bangkit dari penderitaannya, tidak hanya berdiam diri saja, dimana ada usaha
disitu ada jalan jika kita percaya, dan jika keinginan kita tidak terpenuhi sama
orang tua kita jangan merasa sedih atau kesal,karena kita tidak tahu kalau
sebenarnya betapa sedihnya kalau sebagai orang tua tidak dapat memenuhi
keinginan anaknya sendiri.
Bersyukurlah
atas apa yang kita miliki sekarang, jangan merasa selalu kurang. karena tanpa
kita sadari, disekitar kita ada yang sedang berusaha melewati cobaan yang
dideritannya namun, mereka tetap terlihat baik-baik saja :)
sumber:
Langganan:
Postingan (Atom)