Tugas Ilmu Budaya Dasar #1
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Hallo
semuanya! Perkenalkan saya Diajeng Anindita Prawesti, biasanya dipanggil Ajeng.
Kalau dilihat dari namanya pasti kalian berfikir saya berasal dari suku jawa.
Benar begitu? Ya bisa dibilang seperti itu namun kenyataan sebenarnya saya
berasal dari keturunan suku minang. Kok bisa ya? Hayo…kenapa? Hehehehe tenang,
itu terjadi karena ayah saya adalah keturunan padang dan ibu saya berasal dari
jawa tengah. Jadi, itu alasan mengapa dalam nama saya masih tersematkan nama khas
orang jawa. Seperti dalam judul, kali ini saya akan mengenalkan kebudayaan suku
padang atau Minangkabau dan biasanya mereka menjuluki dirinya “urang awak”,
negeri nan elok rupa dengan segala cerita dan pesonanya dalam negeri ini.
Walaupun sebetulnya saya hanya mendengar dari orang tua dan keluarga saya dan
tidak fasih dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Minangkabau, tapi saya ingin
berbagi pengetahuan saya tentang suku Minangkabau.
Suku
Minang sering disebut sebagai orang Padang atau Urang Awak. Mereka adalah
kelompok etnis Nusantara yang berada di Sumatra Barat. Daerah asli tempat
tinggal suku bangsa Minangkabau ini mencakup tiga kesatuan wilayah adat yang
disebut luhak nan tigo. Ketiga luhak tersebut adalah Luhak Agam, Luhak
Limapuluh Kota, dan Luhak Tanah Datar. Daerah yang selalu dianggap sebagai asal
nenek moyang orang Minangkabau adalah Pariaman-Padang Panjang. Daerah itu
terletak di kaki gunung. Anggota suku bangsa Minangkabau lebih suka menyebut
daerahnya dengan sebutan Ranah Minang. Selain bahasa Padang, orang Minang juga
menggunakan bahasa Melayu.
Sistem Sosial dan Kemasyarakatan
Minangkabau mempunyai banyak arti yang pertama
kabar yang diinang-inangkan artinya adalah kabar yang diidam-idamkan, ada juga
pendapat lain yang mengatakan pertemuan dua buah hulu sungai, bahkan ada yang
bilang menang kerbau. Sistem
kemasyarakatan masyarakat Minangkabau adalah matrilineal (garis keturunan dari
ibu).
Merantau
bagi masyarakat Minang adalah sikap hidup yang sudah membudaya. Terdapat dua
latar belakang mengapa masyarakat Minang merantau adalah keinginannya untuk
mendapatkan kekayaan dan perselisihan yang mengakibatkan individu yang kalah
akan meninggalkan kampung halaman. Walaupun masyarakat Minang merantau sangat
jauh, mereka akan tetap mempertahankan kebudayaan kampung halamannya.
Berbicara
soal kehidupan sosial dan kemasyarakatan di Minangkabau, maka sisi religiusitas
masyarakatnya tak dapat d pisahkan dari kesehariannya. Ada hal yang unik dari
masyarakat Minangkabau. Kalau kita mengenal surau pada umumnya adalah sebagai
tempat beribadah (sholat) semata, ternyata bagi masyarakat Minangkabau surau
tak hanya sebagai tempat ibadah saja. Namun Surau waktu dulunya telah menjadi
tempat tinggal bagi anak laki-laki yang mulai beranjak remaja. Di suraulah
dulunya anak laki-laki yang mulai menginjak masa remajanya lebih banyak
menghabiskan waktunya setiap hari. Di surau mereka belajar mengaji al Quran dan
juga tafsirnya, ilmu hadis, Aqidah, Ibadah, Muamalah, dan materi keislaman
lainnya. Di surau juga mereka belajar tentang petatah-petitih adat Minangkabau,
beladiri, randai, dan berbagai kesenian serta adat budaya Minangkabau lainnya.
Di surau jugalah mereka ditempa dan dipersiapkan untuk menjadi pribadi yang
siap menanggung beban dan amanah di kemudian harinya.
Bahasa
Orang
Minangkabau biasanya menggunakan satu bahasa daerah yang sama, yaitu disebut
bahasa Minang, sebuah bahasa yang erat kaitaannya dengan Bahasa Melayu. Secara
umum dialek bahasa minang yang dikenal dengan dibagi menjadi empat, yaitu :
Dialek Tanah datar ,Dialek agam, Dialek, pesisir dan Dialek 50 kato Berikut ini
beberapa kosakata minangkabau yang saya ketahui
Uda : kakak laki – laki
Uni : kakak perempuan
Ete : Tante
Ma’
uwo : kakak perempuan dari orang
tua
Pa’uwo : kakak laki laki dari orang tua
Tarimo
Kasih : Terima Kasih
Kesenian
- Seni Tari
Tari
Payung adalah salah satu tari klasik dari Daerah Minang dan menggambarkan kasih
sayang seorang kekasih yang dilambangkan dengan melindungi dengan
payungnya.Tarian ini memang merupakan tari pergaulan muda-mudi sehingga
dibawakan secara berpasang-pasangan. Selain menggunakan payung sebagai alat
bantu yang dimainkan oleh penari pria, bisa juga ditambah dengan selendang
untuk penari wanita.Musiknya cukup variatif, mulai dari agak pelan, lalu agak
cepat dan cepat, sangat dinamis. Tari ini biasa dibawakan untuk memeriahkan
acara pesta, pameran, dan lain sebagainya.
- Seni Drama
Randai
adalah kesenian khas Minangkabau. Randai dilaksanakan dalam bentuk teater arena
(pertunjukan arena). Unsur kesenian yang terdapat dalam randai meliputi seni
drama, seni suara, seni tari, dan seni musik. Sumber ceritanya adalah kaba yang
bertemakan budi, malu, susila, pendidikan dan menanamkan kesadaran berbangsa.
Jadi, randai merupakan seni yang kompleks. Randai dilaksanakan dalam bentuk
teater arena. Artinya, pertunjukan randai berlangsung di arena (lapangan
terbuka). Pada zaman dahulu kala pertunjukan randai hanya dilakukan di
lapangan. Adakalanya di lapangan khusus (medan) dan adakalanya di laksanakan di
halaman rumah gadang. Lapangan atau halaman itu sekaligus tempat pertunjukan
dan tempat penonton. Jadi pertunjukan randai bukan di ruangan, melainkan di
lapangan. Namun seiring perkembangan zaman yang semakin maju, pertunjukan
randai sudah ada yang dilakukan di ruangan tertutup yang luas.
- Senjata Tradisional
Senjata
Tradisional dari daerah ini bernama karih, bentuknya seperti keris, biasanya
dipakai oleh kaum laki-laki dan diletakkan di sebelah depan, saat sekarang
hanya dipakai bagi mempelai pria sebagai pelengkap pakaian adat pria. Bentuknya
seperti keris tapi tidak berlekuk.
Makanan Khas
Sumatra
Barat (Padang) terkenal dengan masakan-masakan memiliki rasa pedas karena
masakan yang dibuat banyak mengandung rempah-rempah. Beberapa masakan yang
terkenal dari daerah ini yaitu rendang daging dan sambal hijaunya yang begitu
terasa sangat pedas. Jadi tidak jarang masyarakat rantauan dari daerah ini
biasanya membuka restoran Padang dengan menu yang khas dari daerah ini.
Budaya yang mulai pudar dan hampir
ditinggalkan masyarakat suku Minangkabau
Remaja mulai meninggalkan surau.
Peranan
surau dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Minangkabau hampir hilang.
Padahal surau memiliki posisi yang strategis dalam pembentukan karakter
masyarakat Minangkabau Pengaruh globalisasi yang diikuti dengan kemajuan
teknologi yang sangat berkembang pesat hingga modernisasi terjadi dimana-mana
tidak hanya di kota-kota besar saja, tapi juga sampai ke kota-kota kecil. Dulu
masyarakat Minangkabau terlebih generasi mudanya lebih senang meramaikan surau,
menghabiskan waktu di surau, tapi sekarang dunia modern telah merubah
segalanya. Kecanggihan teknologi telah mengalihkan dunia mereka, barang-barang
itu lebih mengasikkan ketimbang ke surau.
Bahasa Minang yang mulai hilang
sekarang
jarang sekali orang minang menggunakan bahasa minang dalam kehidupan
sehari-hari. Bahasa minang/ baso minang adalah bahasa daerah Minangkabau di
Sumatera Barat. Remaja sekarang sudah mulai melupakan bahasa daerah kita
sendiri, ini terbukti bahwa mulai dari siswa SD sampai dengan Mahasiswa ketika
mereka berkumpul di kafe, di atas angkot dan dirumah selalau menggunakan Bahasa
gaul dan Bahasa Indonesia. Apalagi sekarang bahasa gaul banyak sekali, sehingga
bahasa minang ditinggalkan begitu saja.
Budaya
yang dahulu tak ternilai harganya, kini justru menjadi budaya yang tak bernilai
di mata masyarakat. Sikap yang tak menghargai itu memberikan dampak yang cukup
buruk bagi perkembangan budaya tradisional di negara kita. Mengapa? Karena
salah satu cara untuk melestarikan budaya tradisional adalah sikap dan perilaku
dari masyarakatnya sendiri. Sebagai para generasi muda penerus bangsa, jiwa dan
sikap nasionalis sangatlah diperlukan. Kita butuh untuk menyadari bahwa untuk
mempertahankan budaya peninggalan sejarah itu tidak mudah. Oleh karenanya tak
cukup apabila hanya ada satu generasi muda yang mau untuk tapi yang lain masa
bodoh. Dalam melakukannya dibutuhkan kebersamaan untuk saling mendukung dan
mengisi satu sama lain.
Ok sudah dicek .. Bagus
BalasHapusalhamdulillah, terimakasih bu :)
Hapus